Seiring banyaknya kesulitan yang dialami siswa atas perkembangan pribadinya, Guru BK dituntut untuk mengoptimalkan fungsi perannya sebagai ajang curhat siswa. Stigma yang melekat pada guru BK, bahwa guru BK adalah polisi sekolah, memasuki ruang BK adalah berarti terlibat masalah, dan siswa-siswa yang berurusan dengan guru BK adalah siswa nakal, seharusnya mampu memacu guru BK untuk merubah image BK sebagai "Sahabat Siswa".
Penyebab guru BK dicap sebagai polisi sekolah adalah bahwa selama ini, guru BK belum benar-benar diberdayakan dalam membantu siswa mengatasi masalah dan merancang masa depannya. Selain terpaku dalam menjalankan tugas sekolah seperti mengurus siswa yang bermasalah, guru BK juga kerap menunjukkan ekspresi dan sikap yang tidak bersahabat. Sehingga bagi siswa kemudian muncul pikiran, bahwa jangan sampai sekalipun berurusan dengan guru BK.
Berdasarkan stigma itulah, perlu adanya suatu paradigma baru dimana guru BK adalah "sahabat siswa". Guru BK dapat menjadi tempat curhat favorit bagi siswa, membantu siswa merancang masa depan, dan mampu memberi siswa solusi yang tepat.
